KATAJALAN

LINGKUNG SENI WISRAWA SMA NEGERI 4 PANDEGLANG

Kamis, 31 Oktober 2013

Karya Kedua Dengan Judul "Duriat Bejad" Dalam Pagelaran Seni Budaya







“Kami Persatuan Janda Kembang Cimedang, mengutuk atas tindakan Lurah Éon yang bejad. Dengan teu pati hormat, kami minta agar Lurah Éon turun dari jabatan Lurah, Turunkan harga segala jenis kebaya, dan untuk segera mengangkat lurah yang baru. Kalau bisa dari golongan pemain longser, agar memperhatikan seni dan budaya bangsa dari semua etnik. Sebab bangsa yang besar adalah bangsa yang mencintai dan melestarikan seni budayanya. Bila suatu bangsa sudah kehilangan nilai seni dan budayanya, maka bangsa tersebut akan segera menghadapi kehancuran. Selain itu, hentikan juga kekerasan terhadap para wanita dan anak-anak! Dan ka seluruh pejabat, konglomerat, sampai anu sakarat yang tidak mempedulikan seni budaya bangsa apalagi sampai berani menghina kesenian milik bangsa, agar segera angkat kaki dari tanah kami tercinta ini. Merdeka!!!” itu lah salah satu penggalan dari naskah teater “duriat bejad” yang dibawakan oleh tokoh karakter neng cucu yang menggambarkan kewajiban kita untuk tetap melindungi dan melestarikan seni budaya bangsa yang menjadi warisan terbaik dari nenek moyang kita untuk tetap terus dilestarikan. Begitupun dengan tujuan utama dari ekstrakurikuler seni budaya yang terhimpun dalam “Lingkung Seni Wisrawa” SMA Negeri 4 Pandeglang yang mencoba untuk tetap terus berkarya dengan mengangkat nilai-nilai budaya yang semakin terlupakan seiring dengan berkembangnya zaman. Pagelaran seni budaya yang diusung oleh Lingkung Seni Wisrawa kali ini memang tidak terlalu beda dengan pagelaran sebelumnya yang mengangkat judul “Sunda I`m In Love” namun ada beberapa hal pengembangan yang dilakukan seperti aransemen musik gamelan, koreografer tari komposisi jaipongan serta penokohan yang diperkuat karakternya. Pagelaran seni budaya ini mencoba mengangkat cerita kehidupan seorang lurah yang berambisius ingin mendapatkan seorang wanita kembang desa yang sudah memiliki suami, dengan menghalalkan segala cara serta memanfaatkan jabatan yang dimilikinya. Namun hal itu justru membuat warga masyarakatpun muram dengan tingkah laku sang lurah yang bejad sehingga warga pun melakukan aksi demonstrasi besar-besaran untuk menurunkan lurah tersebut dari jabatannya. Cerita ini dikemas dalam pertunjukan drama komedi yang banyak membuat gelak tawa para penontonnya agar tujuan dari cerita yang dibawakan mudah dicerna oleh masyarakat dan menjadikan pagelaran ini sebagai hiburan rakyat yang murah meriah. Pagelaran seni budaya ini dipertunjukan dalam memperingati hari sumpah pemuda dan satu tahun berdirinya Lingkung Seni Wisrawa. Karya ini merupakan hasil kreasi dari pimpinan produksi sodari Eneng Wiwi Andriani yang juga merupakan ketua dari ekstrakurikuler Seni Budaya, Penata actor oleh Bapak Haris Suharyan, S.Si, Penata Tari oleh Ibu Tantri Febrianti, M.Pd dan Penata Musik oleh Bapak Wildan Fisabillilhaq, S.Pd serta melibatkan 18 orang aktor, 14 orang penari, 10 orang pemusik serta 15 orang managemen pertunjukan. Pagelaran seni budaya ini dipertunjukan dalam 2 sesi yakni tanggal 31 oktober dan 2 november 2013 yang dilaksanakan di gedung serba guna (AULA) SMA Negeri 4 Pandeglang. Ini merupakan progam unggulan yang ingin dilakukan setiap tahunnya. Harapan kami setelah terlaksananya pagelaran seni budaya ini tercipta sebuah inspirasi serta pemahaman terhadap nilai-nilai seni budaya yang mesti kita jaga bersama. Semoga Lingkung Seni Wisrawa dapat tetap terus berkarya baik dalam tingkat lokal, regional, nasional, hingga internasional. 
Salam budaya. Wisrawa aaayyyeee!!!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar